Masih
ingatkah kalian dengan lagu dari Sabang sampai Merauke? Berisikan tentang batas
negara kita dari (Ujung Timur ke Ujung Barat), dari Miangga sampai Pulau Rote
(Ujung Utara ke Ujung Selatan) tapi tahukah kalian ternyata pulau paling
selatan di Indonesia bukanlah pulau Rote?(NB: guruku dulu menyebutnya pulau Roti)
Nama Pulau tersebut yaitu Pulau
DANA!! Surprise?? I’m the one suprise in here! Because . . . that name ? ? is that my island maybe?
okey back on topic.
Hari
ini saya akan memposting sebuah rangkuman tentang Pulau Dana dan sejarahnya!!
Pulau
Dana merupakan salah satu dari 92 pulau terluar di Indonesia yang letaknya di
ujung selatan Indonesia yang masih merupakan bagian Nusa Tenggara Timur. Pulau
Dana yang berjarak 120 km dari kota Kupang dan 4 km dari pulau Rote ini
merupakan salah satu pulau kecil yang tidak berpenghuni tetap. Penghuninya pun
saat ini hanyalah Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai garda terluar di
sisi selatan. Karena konon dulu di pulau ini terjadi pembunuhan massal yang
hanya menyisakan 7 orang selamat dari seluruh penduduk pulau, oleh karena itu di
tempat ini hanya terdapat mereka TNI dan beberapa kawanan hewan kijang. Meski
tak berpenghuni bukan berarti Pulau ini tak layak huni. Dengan luas sekitar 2km
persegi, pulau indah dengan berpasir putih ini memiliki hutan dan danau air
tawar yang di kenal dengan danau merah, di kawasan yang di huni TNI juga
terdapat sumber air tawar yang muncul dari tanah galian sedalam 1,5 meter.
Disini pun kita juga bisa menemukan beberapa rusa timor yang keberadaannya di
lindungi oleh pemerintah Nusa Tenggara Timur.
Saya membaca beberapa informasi mengenai
legenda-legenda yang terdapat di pulau ini seperti ada mitos yang mengatakan
wanita haid dilarang memasuki area danau merah yang terletak di tengah pulau.
Lalu ada lagi yang lebih mengkagetkan, konon menurut kepercayaan masyarakat
setempat terdapat dua buah batu Termanu yang memiliki jenis kelamin pria dan
wanita setiap batunya. Seriously??? Batu itu bernama Batu Hun dan Batu Suelay.
Dan batu itu bisa berjalan berpindah-pindah sendiri, pada zaman dahulu kala
sebelum menetap di Rote batu tersebut berada di sekitar Maluku. You don’t say??
Even a stone has girlfriend? By The Way itu tidak lebih hanyalah mitos warga
setempat dan kita berhak percaya atau tidak dengan hal tersebut.
Berdasarkan penuturan salah seorang
keturunan Raja Thie, ber-fam (keluarga) Messakh, kisah habisnya penduduk Pulau
Dana tak lepas dari keberadaan Pulau Rote. Kala itu (pada masa penjajahan
Belanda) konon, Pulau Dana dan Rote dipimpin oleh sistem kerajaan. Pulau Rote,
mempunyai tiga kerajaan yang baik raja maupun pengikutnya berasal dari penduduk
asli, yakni Kerajaan Thie, Termanu, dan Baa.
Sedang di Pulau Dana, berdiam sebuah
kerajaan yang baik raja maupun penduduknya merupakan pendatang dari luar NTT
(diduga dari Makassar) yang kebetulan singgah saat berlayar, kemudian terpukau
kekayaan Pulau Dana dan menemukan air tawar, yang akhirnya menetap di pulau
ini.
Suatu malam, ada beberapa nelayan Rote yang
pergi mencari ikan hingga terdampar di Pulau Dana. Saat itu konon malam minggu.
Malam, dimana penduduk Pulau Dana tengah mengadakan pesta rakyat dengan
berdansa atau menari bersama.
Beberapa nelayan Rote tersebut lalu datang
menghampiri. Lantaran terpukau kecantikan perempuan Dana, nelayan tersebut
menggoda salah seorang di antaranya. Tak ayal, hal ini membuat penduduk lain
marah. Nelayan-nelayan tersebut lalu dihabisi oleh penduduk Dana.
Waktu berlalu, hari berganti. Di Rote
sendiri, ternyata seorang ibu hamil tengah menunggu suaminya pulang berlayar,
namun si suami tak kunjung kembali. Hingga akhirnya si anak lahir dan beranjak
dewasa.
Ketika si anak kecil hingga beranjak
remaja, si anak selalu bertanya kepada ibunya, kemana ayahnya pergi. Mengapa
tak kunjung kembali. Dan ibu selalu menunjuk ke laut, ke arah Pulau Dana, arah
yang dituju suaminya untuk berlayar mencari ikan.
Saat si anak beranjak remaja, Raja
Messakhraja Kerajaan Thie-menggelar sebuah pesta besar. Ia mengundang seluruh
raja dan penduduk Pulau Rote dan pulau-pulau berpenghuni di sekitarnya. Raja
Dana dan penduduknya pun datang berkunjung.
Tak disangka, dalam sebuah jamuan, si istri
dari nelayan yang terbunuh di Pulau Dana menemui seorang penduduk Dana yang
menggunakan ikat pinggang suaminya di pesta tersebut. Ikat pinggang ini terbuat
dari kulit kerbau dengan disain khusus, yang ia yakini hanya milik suaminya.
Penuh sesak akan rasa rindu dan penasaran atas perginya si suami tanpa kabar,
si perempuan itu akhirnya datang menghampiri laki-laki tersebut dan menanyakan
dari mana asal ikat pinggang yang dikenakannya.
Benar saja, rasa penasaran perempuan ini
menguap begitu saja berganti dendam yang bergejolak setelah mendengar bahwa
suaminya tewas dibunuh. Ia pun menceritakan hal tersebut kepada sang anak. Si
anak yang juga sangat merindukan ayahnya geram. Ia mendesak lelaki berikat
pinggang tersebut untuk menceritakan kisah selengkapnya, dan berjanji akan
membebaskan si pencerita beserta anak keturunannya.
Waktu berselang. Pesta telah berlalu. Semua
raja dan pengikutnya telah kembali ke tempat masing-masing. Si anak yang
diselimuti dendam, bertekar menuntut balas. Di asahnya parang berkali-kali
hingga tajam-setajamnya. Setelah siap pergilah ia ke Pulau Dana.
Sesampainya di pulau ini, ia menyeret
kerbau ke arah danau yang dikelilingin pagar batu. Di pinggir danau tersebut,
lalu ia letakkan kerbau sebagai alat penarik para penduduk Pulau Dana. Ia
sendiri berdiri di balik gerbang, bersiap membabat setiap leher yang datang.
Insiden berdarah pun terjadi. Semua
penduduk yang tertarik lantaran tidak pernah melihat kerbau datang ke danau dan
tewas satu-persatu. Semua penduduk habis, hingga hanya menyisakan tujuh orang
yang bersembunyi di atas beringin. Ketujuh orang ini adalah seorang pencerita
(si pemakai sabuk kerbau) dan keluarganya.
Usai kejadian, ketujuh orang tersebut lalu
terkenal dengan sebutan fam (keluarga) Nutu Hitu, yang artinya tujuh beringin.
Keluarga ini lalu pergi hijrah ke Rote dan diangkat anak oleh Raja Thie. Pulau
Dana pun tak lagi berpenghuni. Hingga saat ini, Fam Nutu Hitu dan Fam Messakh
hidup bersaudara. Keduanya tidak bisa kawin karena telah dianggap satu
keturunan.
Such a tragedy T_T the conclusion is don’t
mess with a girl guys !!
Dengan banyaknya berita tentang natuna kita pun
mengetahui bahwa banyak pulau-pulau kecil di indonesia yang rawan akan di rebut
oleh negara tetangga. Bagaimana mengatasinya? Dan apa tindakan pemerintah?
Pulau Dana sendiri terletak si sebelah
selatan pulau Rote yang merupakan pulau terluar di selatan Indonesia yang
berbatasan langsung dengan Australia. Letaknya strategis karena menjadi pintu
masuk jalur pelayaran internasional, tidak berpenghuni, jaraknya cukup jauh
dengan pulau terdekatnya, dapat di tempuh dengan motor boat, rawan illegal
fishing dan penempatan dari negara tetangga.
Tahun 2010 pemerintah
melengkapinya dengan pembangunan patung Jenderal Sudirman yang dibangun di atas
taman seluas 1 hektare. Patung ini diresmikan Panglima TNI Jenderal Djoko
Santoso pada Senin 2 Agustus 2010. Bupati Rote Ndao, Lens Haning menyatakan,
dengan adanya Patung Sudirman ditengah-tengah Pulau Dana, memberikan bukti
bahwa tidak akan ada klaim dari pihak manapun untuk merebut pulau itu dari
NKRI.
Hingga September 2013 Pemerintah telah merampungkan
pembangunan Kantor Posal, Menara dan 2 unit Rumah Dinas (1 Kopel) berikut
alsatri dan gengset. Sedangkan perizinan
pembangunan dan pemberian Lahan Pembangunan Pos TNI AL telah diberikan langsung oleh Bupati Rote
Ndao Drs. Leonard Haning, MM kepada Kementerian Pertahanan. Tanah untuk
pembangunan barak TNI diberikan secara cuma-cuma oleh keluarga Mesakh sesuai
surat permohonan Komandan Korem 161 Wirasakti Kupang pada 3 September 2007.
Mereka juga menyerahkan tanah seluas 400 meter persegi pada 2001 untuk
pembangunan mercusuar. Ketika itu keluarga menerima ganti rugi sebesar Rp3 juta
dari pemerintah daerah setempat.
Dalam perjanjian antara
TNI dan Keluarga Mesakh disebutkan melarang anggota TNI untuk mengambil sarang
burung walet di 125 gua, menembak rusa dan menjaga hutan tersebut agar tetap
utuh. Keluarga Mesakh pemegang hak ulayat atas Pulau Ndana yang dikukuhkan
Pengadilan Negeri setempat pada 8 Januari 1909. Pulau itu juga sudah ditetapkan
sebagai taman buru nasional sesuai keputusan Menteri Kehutanan tahun 1993.
Pulau Dana merupakan pulau
yang berukuran kecil. Namun melihat potensi kawasan, terutama keindahan pantai
di sebelah barat dan timur, kegiatan seperti membangun pariwisata bahari, bisa
juga pembangunan laboratorium untuk penelitian dan pengembangan sumber daya
laut.
Pulau berpasir putih ini
sempat di kelola oleh seorang pengusaha asing asal Australia untuk kegiatan
pariwisata beberapa tahun lalu. Australia sudah menguasai Pulau Pasir (Asmore
Reef) yang menjadi tempat peristirahatan para nelayan tradisional Indonesia
selepas mencari ikan dan biota di Laut Timor. Kawaan tersebut pun sudah di
tetapkan oleh Australia sebagai Cagar Alam, sehingga melarang para nelayan
mencari ikan di perairan sekitarnya.
Oleh karena itu pemerintah
perlu memperbarui benteng-benteng pertahanan yang ada di pulau tersebut agar
negara tetangga tidak mengambilnya diam-diam.
Referensi :
walau letak pulaunya sangat jauh tetapi tidak mengurangi keindahan pulau tersebut..
BalasHapusterimakasih untuk informasinya yang bermanfaat ini :-)
Tambah satu wawasanku mengenai sejarah salah satu pulau yang ada di Indonesia. Makasih admin infonya, semoga ada info menarik lagi nanti.
BalasHapusTambah satu wawasanku mengenai sejarah salah satu pulau yang ada di Indonesia. Makasih admin infonya, semoga ada info menarik lagi nanti.
BalasHapusWah menarik sekali informasinya...Apakah pulau ini pernah mengalami sengketa?
BalasHapusseperti yang saya jelaskan di atas untuk saat ini belum ada ancaman yang berarti, cuman mulai banyak pendekatan-pendekatan dari Australia ke perairan Pulau Dana yang sedikit demi sedikit menambah pengaruhnya
HapusMenambah wawasan banget info dari mimin yang satu ini. Indonesia begitu kaya dengan keberadaan pulau-pulau terluarnya yang menyimpan sejuta kekayaan alam didalamnya. makasih infonya, min!
BalasHapusini sangat bermanfaat dan menambah wawasan
BalasHapusterima kasih infonya gan jadi tambah tau dah
BalasHapusmenambah wawasan saya indonesia begitu kaya memiliki sejuta potensi alam yang indah
BalasHapus